Bab 6

1218 Kata
“Dari mana kamu jam segini baru pulang, Hah!" bentak Tony tepat didepan wajah Diva, namun Diva tidak merasa takut sama sekali meski Tony marah. "Aku pikir kamu tidak akan pulang sampai Linda keluar dari rumah sakit," kata Diva dengan nada dinginnya, membuat Tony langsung mencengkram lengan Diva kuat, hingga Diva harus berusaha menahan sakit. "Tony, lepas!" dengan penuh ketegasan Diva meminta Tony melepaskan dirinya, dan berusaha melepaskan tangan Tony yang menyakiti dirinya, hingga membuat emosi Tony semakin membuncah. "Sejak kapan kamu tidak betah di rumah, Hah!" bentak Tony "Sejak kapan itu, itu bukan urusanmu. Minggir lah. Aku lelah." Kata Diva singkat, lalu mendorong tubuh Tony agar menyingkir dari depannya, dan Diva langsung melewati tubuh Tony tanpa menjawab pertanyaan Tony ia darimana. Tony menyugar rambutnya ke belakang karena merasa marah, marah karena Diva baru pulang, apalagi ini pertama kalinya Tony pulang tidak mendapati Diva di rumah. Biasanya, kalau Tony pulang, baik pulang lebih awal ataupun terlambat, Tony pasti akan melihat Diva di rumah. Tony menyusul Diva ke kamarnya, ingin tau kemana Diva pergi hingga pulang selarut ini. Tapi, saat Tony masuk ke kamarnya, Tony melihat Diva sudah membungkus tubuhnya dengan selimut. Tony memaksa Diva untuk melepaskan selimut tersebut, tapi Diva tidak tinggal diam seperti biasanya. Diva, langsung menarik kembali selimut tersebut dan duduk dengan kasar, hingga membuat Tony tidak percaya dengan aksi kasar Diva. “Diva, kamu lagi hamil, jangan bergerak seenaknya! “ bentak Tony saat melihat Diva seperti tidak berhati-hati dalam bergerak. “Tau apa kamu tentang kondisi Aku, kondisi anak ini, hah! Tidak usah mengaturku lagi, karena aku bukan Diva yang bodoh?! “ Ujar Diva yang tak kalah kerasnya dari Tony, dan kembali merebahkan Tubuhnya dengan kasar, lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Tony benar-benar sangat sulit untuk mempercayai sikap Diva yang tiba-tiba berubah 99% bukan Diva yang ia kenal. Tony masih tetap diam mematung melihat Diva, masih merasa dan bahkan menyangka kalau ada yang salah dengan Diva. Tony memutuskan untuk tidur di luar, dan akan bicara lagi dengan Diva besok pagi. Ternyata Tony bener-bener tidak bisa tidur meski sudah mau menjelang pagi, tapi Tony tidak bisa tidur, mungkin karena Tony Masih kepikiran dengan perubahan sikap Diva yang berubah secara tiba-tiba. Jam 06.00 pagi Tony baru bisa memejamkan matanya dan itu tanpa disengaja. Ternyata baru saja Tony tidur, bersamaan dengan langkah Diva yang sudah keluar dari kamarnya. Diva menuruni anak tangga dengan pelan, agar tidak menimbulkan suara, karena Diva tahu kalau Tony tidur di ruang tamu. Hari ini Diva memutuskan untuk pergi, dan Diva pergi ke mana Masih belum bisa dijelaskan, bahkan Diva tidak berpamitan pada Tony. Intinya perubahan Diva itu tidak hanya merubah sikapnya terhadap Tony, tapi Diva juga merubah dirinya yang biasa ada di rumah sekarang jadi seperti wanita yang tidak betah di rumah, hingga saat Diva bangun dari tidurnya, Iya yang biasanya sibuk menyiapkan sarapan untuk Tony, Justru malah sibuk dengan urusan pribadinya, dan bahkan keluar dari rumah tanpa berpamitan. Pada Tony, Padahal di rumah itu masih ada Tony, tapi Diva seperti menganggap di rumah itu hanya ada dirinya sendirian. Hampir jam 08.00 pagi, Tony dibuat kaget karena mendengar suara ponselnya berdering, hingga Tony langsung duduk dan berlari menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, dan mengabaikan suara ponselnya yang terus berdering Tony cukup terkejut melihat keadaan kamar sudah begitu sangat rapi, yang artinya kamarnya Sudah kosong tanpa adanya Diva. Tony masuk ke dalam kamarnya dan mengecek kamar mandi atau seluruh yang ada di kamar tersebut, yang ternyata di sana juga tidak menemukan keberadaan Diva. Tony bingung ingin bertanya pada siapa karena di rumah tidak ada pelayan atau orang yang ingin Ia tanyakan, karena selama kebutuhannya, atau apapun yang ia inginkan, bisa terpenuhi karena bantuan Diva, bukan karena orang lain. Tony kembali berlari keluar dari kamarnya dan mengambil ponselnya yang sejak tadi berdering, yang ternyata orang yang menghubunginya itu adalah Linda. Tony mengabaikan panggilan dari Linda dan malah menghubungi nomor ponsel Diva, namun nomor ponsel Diva tidak bisa dihubungi. Karena nomor ponsel Diva tidak bisa dihubungi, akhirnya Tony menghubungi Linda kembali dan bertanya ada apa. Setelah Linda menerima panggilan masuk dari Tony, tiba-tiba Tony langsung pergi begitu saja. Entah apa yang terjadi pada Linda, atau Rencana apa lagi yang dilakukan oleh Linda, hingga Tony buru-buru pergi. Ternyata, Tony buru-buru pergi karena Linda masuk rumah sakit. Entah drama apalagi yang di rancang oleh Linda, hingga dirinya berakhir di rumah sakit. Dengan penuh perhatian, Tony merawat Linda, dan bahkan begitu sangat perhatian melebihi seorang yang hanya menganggap sebatas sahabat saja. Perhatian yang diberikan oleh Tony terhadap Linda seperti seorang untuk kekasihnya, bukan sebagai seorang kakak beradik atau sebatas sahabat saja. “Kak Tony, Maaf ya karena aku telah merepotkan Kak Tony, "ujar Linda yang sedikit merasa bersalah, dan tentunya itu hanya pura-pura saja. " Kamu tidak perlu merasa bersalah. Tidak masalah kok, "ujar Tony dengan nada lembutnya. ” Tapi KAk Tony sudah pamit sama Kak Diva kan? "Tanya Linda yang membuat Tony langsung mengendurkan pelukannya, karena ia teringat dengan Diva. "Aku juga tahu dia sekarang ada di mana. Sejak tadi pagi dia sudah pergi. Bahkan dia tidak pamit. " Ujar Tony dengan nada sedihnya, membuat Linda langsung tersenyum tanpa sepengetahuan Tony. "Kok bisa kak Diva tidak pamit sama Kak Tony? Emang Kak Diva nggak tahu kalau Kak Tony sudah pulang?" Tanya Linda "Dia sudah tahu. Aku juga tidak tahu kenapa dia tidak pamit. "Ujar Tony yang masih merasa tidak mengerti dengan perubahan sikap Diva. Pulang larut malam, pagi pergi tidak pamit, serta perubahan sikap Diva, sungguh membuat Tony heran. " Semoga saja kak Diva masih setia sama Kak Tony. Soalnya, aku punya teman, dan Kak Diva juga mengenal teman itu kalau sudah ada sedikit saja perubahan, pasti dia ada orang lain di belakang pasangan kita." Ujar Linda yang sengaja ingin memanas-manasi atau memancing emosi Tony, yang ternyata ucapan Linda berhasil membuat emosi Tony langsung terpancing. Tony langsung menjauhkan tubuhnya Dari Linda, dan menatap Linda dengan penuh keseriusan. " Kamu yakin Diva akan melakukan hal itu di belakangku? "Tanya Tony. " Aku juga tidak tahu, Kak. Aku tidak bilang kak Diva selingkuh, tapi bisa saja. "Ujar Linda yang entah kenapa meski Linda tidak secara langsung menuduh atau memfitnah Diva, itu membuat Tony murka. “ Tapi Kak Tony tidak perlu khawatir. Kak Diva Pasti sangat setia sama Kak Tony. "Ujar Linda yang kembali memeluk Tony, dan Tony langsung membalas pelukan Linda. "Andai saja Diva Punya sikap sepertimu. Lemah lembut dan pengertian. Pasti Aku begitu sangat bahagia. " Ujar Tony sambil memejamkan matanya membayangkan Diva yang entah kenapa Iya menjadi pria yang begitu sangat kejam karena ia membandingkan istrinya dengan sahabat istrinya. Tanpa Tony sadari, sebenarnya Linda sengaja memancing-mancing emosi Tony, itu karena Linda melihat Diva Tengah memperhatikannya. Linda yakin Diva tidak tahu apa yang dibicarakan dirinya dengan Tony, tapi yang jelas Diva akan melihat apa yang Tony lakukan terhadap dirinya. Memang sesuai dengan dugaan Linda kalau Diva tidak mendengar apa yang dibicarakan oleh Linda dengan Tony, dan memang benar saja, Diva sungguh sangat sakit dihatinya melihat pemandangan yang tidak biasa di antara Tony dengan Linda. Linda tersenyum misterius saat melihat perubahan wajahnya Diva. Linda yakin kalau Diva sudah pasti sangat cemburu, dan Linda juga yakin, Diva pasti akan marah pada Tony, dan mereka berantem hebat. Itulah yang saat ini ada di pikiran Linda. “Berakhirlah, Tony, saksikanlah akhir dari permainan mu. Aku akhiri permainan mu dengan penutupan aborsi...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN