Angin berhembus dengan tenang, suara kicauan burung serta suara orang-orang yang sedang melantunkan ayat suci Alquran disebuah pemakaman seolah menjadi latar belakang keadaan sekarang. Dedaunan, pun, gugur, jatuh di atas tanah merah yang baru saja menjadi 'rumah' baru untuk sang putra tercintanya. Jennie menatap nanar pada batu nisan yang bertuliskan nama anaknya. Rhadika Radja Juarry. Bibirnya gemetar menahan Isak tangis yang bisa lolos kapan saja. Pemakaman Dika di hadiri oleh Jennie, Tya, Candra, Tian, Via, tetangga Jennie, Heksa dan istrinya, serta beberapa guru sekolah Dika. Suasana begitu khusyuk, hanya lafadz Alquran yang terdengar di antara semilir angin. "Semoga kalian bisa melewati semuanya, ya." Via mengusap punggung Jennie dengan pelan. Meskipun dia belum pernah bertemu d