"Jawab dulu pertanyaan gue. Gantengan mana?" Axel mendekati tempat Raline berdiri. Berdiri di hadapannya dengan tangan bersedekap. Gesture tubuhnya memang ia buat santai. Namun tatapannya mengintimidasi. Ia ingin melihat sejauh mana Raline konsisten dengan ucapannya. "Ya gantengan lo lah. Masih nanya lagi," Raline menatap Axel seolah-olah ia gila. Karena menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah jelas-jelas ia ketahui kebenarannya. "Lo memang istimewa, calon istri." Axel terkekeh. Raline ternyata konsisten dengan ucapannya. Calon istrinya ini lulus ujian. Axel memang menetapkan satu standard khusus pada pada orang-orang yang akan berada dalam ruang lingkupnya. Yaitu mereka harus konsisten atau setia. Syaratnya memang hanya satu. Namun sudah melingkupi segalanya. "Terus kenapa lo memuji l