"Oh jadi kamu ya calon istrinya? Syukurlah, akhirnya saya bisa berbahagia tanpa harus melihat kesedihan orang lain. Selamat ya, Raline? Saya senang sekali." Marilyn merentangkan kedua tangannya. Memeluk Raline erat-erat dengan gembira. Raline melongo. Ia kebingungan saat dipeluk dan punggungnya ditepuk-tepuk keras oleh Marilyn. Namun detik berikutnya ia dilema. Ia sudah tahu kalau gadis cantik ini adalah rivalnya. Jangan-jangan nanti Axel kembali meninggalkannya seperti mantan-mantannya yang lain. Apakah ia harus memusuhi Marilyn karena berpotensi mencuri prianya? Tapi sepertinya Raline tidak mampu memusuhinya. Melihat ketulusan Marilyn, Raline malah menyukainya alih-alih membencinya. Sulit untuk memusuhi orang seramah Marilyn. "Iya... iya... gue terima ucapan terima kasih lo. Walau seb