"Jangan!" Randy menggeleng cepat. Ia tidak mau mengemis pada ayahnya. Kalau ayahnya menganggapnya bersalah, biarkan saja. Seperti kata Raline tadi, biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. "Saya pulang ke kost-an dulu, Kak, Bang Ali." Randy dengan cepat menghapus pipinya yang lembab. Ia tidak boleh menye-menye lagi. Ia takut makin terpuruk dan akhirnya depresi seperti dulu lagi. "Yo, jangan lupa besok sore, Randy." Bang Ali mengangkat tangannya sekilas, merespon pamitnya Randy. "Gue juga pulang ya, Bang? Hitung-hitungannya sudah pas bukan?" Raline berdiri. Ia bermaksud ke gudang untuk mengambil badut Mini Mouse yang sudah dicuci Randy. "Oke, pas kok." Bang Ali memasukkan uang ke dalam laci. "Sana ambil kostum lo. Inget besok sore jangan telat." "Siap," Raline segera ke gudang bel