*** Terlihat dadaa Lucia tampak naik turun akibat deru nafas yang mulai memburu. Dia mengusap kasar air mata yang berderai di pipi. Kemudian Lucia memutar tubuhnya dan membawa langkah lebar menuju kamarnya dan meninggalkan Erlan di sana. Terbengong sesaat, Erlan pun meraih kesadarannya, melihat punggung Lucia yang sudah menjauh dari pandangannya. Dengan segera, Erlan membawa langkah lebar berusaha mengejar wanita itu. "Cia!" serunya memanggil, tetapi Lucia enggan menghiraukannya. Wanita itu terus melangkah dan kini sudah di depan kamarnya. Melihat Lucia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam sana, membuat Erlan langsung berlari, kemudian berusaha menahan pintu ketika wanita itu hendak menutup rapat. "Menyingkirlah, Erlan!" jerit Lucia, tetapi Erlan tidak mengindahkan. Erlan tetap men