ERLAN & LUCIA | BAB 43

1357 Kata

*** "Grandpa, mengapa lama sekali kita duduk di sini. Kapan kita bisa masuk lagi ke kamarnya Daddy?" tanya Emely, sembari bergelayut manja di atas pangkuan sang Grandpa. Gamal tetap dengan senyum khas di wajahnya. Merendahkan wajah, dia mengecup gemas pipi gembul cucunya itu. "Sabar, Nak. Paling Sebentar lagi kita sudah boleh masuk," jawab Gamal. "Memangnya kita diusir, ya, Grandpa? Lalu, siapa yang mengusir kita. Perasaan tadi Emely tidak melihat ada yang mengusir kita. Lantas, mengapa kita harus terdampar di sini?" celoteh Emely. Membuat Megan dan Caroline seketika melepas tawa. Sementara Gabriel yang tengah memangku putrinya hanya terkekeh pelan. Berbeda dengan Gamal yang hanya mengulum senyum. Walau kalimat yang dilontarkan oleh cucunya itu terdengar sangat amat menggelikan, teta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN