*** Tubuhnya bergetar, kedua matanya semakin berembun. Hingga buliran bening itu mengalir dipipi tanpa mampu ditahan lagi. Lucia menekan dadanya yang sesak. Detik selanjutnya, dia meluruhkan tubuh ke lantai. Lucia menangis seraya membekap mulut dengan sebelah tangan. Tak ingin sang putri mendengar. Semakin lama, ulu hatinya terasa semakin sakit. Lucia tidak kuat lagi menahan. Isak tangis mulai terdengar. Blue turut merendahkan tubuh, mensejajarkan posisi tubuhnya dengan Lucia. Dia tidak tega melihat wanita itu menangis. Ingin rasanya Blue melakukan sesuatu. Pelukan sekedar memberikan ketenangan, namun tak sampai dilakukan. Blue ragu, dia tidak ingin melampaui batas. Wanita di depannya ini adalah milik pria yang sangat mempercayainya. Blue tidak ingin berlebihan, walau sebenarnya dia