ERLAN & LUCIA | BAB 32

1801 Kata

*** "Leon, lepaskan aku!" "Aku tidak mengizinkanmu pergi, Maureen." "Ayahku pergi! Aku harus susul dia, Leon!" "Lucas sudah menyusulnya. Ayahmu butuh waktu, Baby. Tenanglah." "Aku tidak bisa, Leon. Bagaimana kalau dia kolaps? Bagaimana, Leon?" Maureen terisak. Tubuhnya bergetar akibat tangis yang pecah. Menatap iba pada istrinya, kemudian dengan segera Leon mendekap tubuh wanita itu. Pelukan erat tersebut semakin membuat Maureen meraung. Dadanya sesak. Hatinya sakit. Ingin rasanya Maureen marah terhadap semua orang, termasuk ibunya. Namun, dia tidak mungkin sanggup melakukannya. Sedangkan disana, Sally mengusap air mata di pipinya yang keriput. Wanita senja itu menangis dalam diam. Dia memikirkan kondisi cucunya di ICU, dia juga memikirkan perasaan menantunya, Gamal. Sally juga me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN