Ayah dan Ibu menyambut antusias kedatanganku dan Mas Dipta. Saking antusiasnya, Ibu sampai masak banyak sekali. Meja makan terisi full dengan aneka makanan karena beliau sangat tahu kalau mantunya itu doyan makan. Aku sangat lega ketika melihat Ayah dan Ibu tampak sehat dan segar. Beliau berdua terlihat baik-baik saja di rumah. Ibu bilang, Mbak Ning orangnya sangat cekatan dan telaten, jadi banyak pekerjaan rumah yang tidak perlu beliau kerjakan. Beliau merasa jauh lebih ringan setelah adanya Mbak Ning yang tinggal di rumah. “Dipta makan yang banyak. Karin bilang kamu suka sambal buatannya? Itu resep dari Ibu, lho!” Mas Dipta yang sedang mengunyah langsung mengangguk dan buru-buru menelan kunyahannya. “Siap, Bu. Nanti pasti habis.” Ibu tertawa pelan, lalu beliau melanjutkan acara