69. Balada Bumil

2817 Kata

Hari-hari berlalu, perutku semakin tampak besar saja. Aku mulai kesusahan duduk, juga tidurku mulai jauh dari kata nyanyak. Meski begitu, aku berusaha untuk tidak mengeluh. Aku sangat menginginkan kehadiran mereka, jadi aku harus menikmati seluruh prosesnya. Acara tujuh bulanan sudah dilangsungkan bulan lalu. Ayah dan Ibu datang dari Jogja, juga Mas Athar dan Mbak Via ikut serta. Serangkaian acara berjalan dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Ngomong-ngomong, aku jadi mengambil cuti kuliah karena memang sudah tidak memungkinkan aku jalan jauh sendirian. Mas Dipta juga semakin over protektif, bahkan terkadang dia jujur mengaku ngeri melihat perutku. Hamil kembar memang tidak mudah, sangat tidak mudah! “Mas, nanti malam pengen makan seafood yang langganan kita itu. Ya?” ucapku sor

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN