bc

Cinta Terlarang Adik Tiriku

book_age18+
238
IKUTI
2.7K
BACA
revenge
dark
love-triangle
one-night stand
family
age gap
fated
forced
second chance
friends to lovers
arrogant
badboy
kickass heroine
heir/heiress
drama
tragedy
sweet
bxg
lighthearted
campus
city
childhood crush
friends with benefits
professor
like
intro-logo
Uraian

Angkasa sangat membenci ibu dan adik tirinya sejak dia mengetahui kenyataan pahit yang menghancurkan keluarganya. Ibu kandung Angkasa memilih mengakhiri hidupnya setelah tahu sang suami berselingkuh dan memilih wanita lain yang usianya jauh lebih muda. Syakira, adik tiri yang polos dan penuh harap, selalu berusaha mendekat kembali pada sosok Abangnya. Meski setiap langkahnya disambut caci maki dan dinginnya penolakan, dia tak pernah berhenti. Baginya, kenangan masa kecil bersama Angkasa terlalu indah untuk dilupakan. Namun segalanya berubah dalam satu malam kelam, di saat Syakira dalam keadaan tak sepenuhnya sadar karena minuman yang membuat tubuhnya panas, pikirannya kabur dan kehilangan kendali atas dirinya. Dalam gejolak yang tak dimengerti, dia menuntun Angkasa melewati batas yang tak seharusnya dilintasi.Siapa sangka, dari tragedi itu justru tumbuh sesuatu yang tak mereka duga, perasaan yang meretakkan dinding kebencian dan menumbuhkan gejolak aneh di antara luka dan rindu yang terpendam. Apakah hubungan terlarang ini akan berakhir bahagia, atau malah membuat hati Syakira dan Angkasa menjadi terluka?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1. Sifat Arogan Angkasa
"Semoga Abang suka," gumam Syakira dengan senyuman di wajah cantiknya. Gadis cantik yang memakai dress berwarna merah muda itu berdiri di unit apartemen bernomor 505. Dia memeluk erat-erat kotak putih berisi kue cokelat yang masih hangat. Jantungnya berdebar kencang, dia menarik napas dalam-dalam sebelum memencet bell. "Apa Abang enggak di apartemen ini?" Syakira mengigit bibir bawahnya karena pintu di hadapannya tak kunjung terbuka. "Coba aku pencet sekali lagi deh," lanjutnya tetap berpikiran optimistis. Hingga akhirnya pintu terbuka, di hadapan Syakira berdiri seorang pria bertubuh tinggi dan kekar dengan rambut kusut karena baru saja bangun tidur. Namanya Angkasa, tatapannya tajam, terasa dingin dan mengintimidasi seperti seekor elang yang hendak mencengkram mangsa, saat melihat tamunya yang berdiri di ambang pintu. "Maaf aku ganggu waktu istirahat Abang," cicit Syakira menunduk tak berani menatap mata Angkasa. "Udah tahu ganggu, ngapain kamu ke sini sih?" balas Angkasa dengan nada galak. "Mama nyuruh aku kasih kue cokelat ini ke Abang." Syakira mengulurkan kotak kue di hadapan Angkasa. "Sebagai ucapan selamat datang kembali di Indonesia dan sebagai ucapan selamat atas kelulusan S3 Abang." Tawa Angkasa meledak, bukan tawa bahagia melainkan tawa getir yang terdengar mengiris hati. "Berhenti berpura-pura jika kita ini keluarga bahagia! Aku tak sudi memakan kue itu, lebih baik buang saja!" Syakira menarik kembali kue cokelat ke pelukannya. "Setidaknya Abang pulang demi Papa. Beliau rindu sama Abang karena sudah 10 tahun beliau enggak ketemu sama Abang." Gadis itu memberanikan diri mendongak menatap Angkasa. "Abang semakin tinggi dan gagah, Papa pasti senang lihat Abang. Bahkan wajah Abang telihat lebih tampan kalau dilihat langsung daripada lihat di foto." "Owh, ya?" Angkasa tersenyum smirk. "Kapan-kapan deh, kalau ... yah, waktuku luang." "Abang, tolong terima kue ini, ya!" Syakira tersenyum manis dan kembali mengulurkan kotak putih yang dia bawa. "Mama spesial bikin ini buat Abang, tolong hargai usaha Mama kita, Bang." Angkasa maju satu langkah, tatapan matanya tak berpaling dari wajah Syakira, tapi bukan karena kagum, melainkan lebih ke arah menahan sesuatu yang sudah lama dia pendam. Tangan kiri pria itu terangkat, lalu dengan cepat menepis kotak kue itu hingga jatuh ke lantai. "Abang!" pekik Shakira saat melihat kue cokelat itu tumpah, berhamburan di depan pintu apartemen. "Kenapa Abang buang kue buatan Mamaku?" Air mata Syakira menetes di pipi mulusnya, tangannya mengengam erat sisi dress merah muda, mencoba menahan getaran tubuhnya. "Tadi aku bilang buang saja, aku enggak sudi makan masakan seekor gundik kotor!" bentak Angkasa yang sudah sangat muak. "Abang, tolong jangan hina Mamaku." Syakira menghapus air matanya dengan punggung tangan. "Aku mohon bukalah lembaran baru dan jadilah Abangku." "Astaga, apa kamu tuli." Angkasa menjambak rambutnya sendiri karena merasa frustasi. "Sudah kubilang kita bukan keluarga. Aku bukan Abangmu dan kamu bukan adikku anak gundik! Jadi pergilah dari sini!" Syakira terisak, bahunya naik-turun karena menangis, tapi dia tetap berusaha berdiri tegap di sana, meski setiap kata dari mulut Angkasa seperti sembilu tajam yang merobek harga dirinya. "Aku ... aku cuma pengin kita rukun seperti dulu, Bang," katanya lirih, nyaris tak terdengar. Angkasa hanya terdiam. Tangannya mengepal dan rahangnya mengeras. Syakira menunduk, suara tangisnya semakin pelan, seperti merintih dalam hati. "Kalau Abang nggak mau kue ini, nggak apa-apa... aku cuma mau bilang, selamat atas kelulusan Abang dan selamat pulang kembali di Indonesia. Itu saja." Gadis itu berjongkok, mengambil kotak kue yang hancur di lantai. Tangannya gemetar saat membersihkan noda cokelat yang ada di lantai dengan tisu. Setelahnya Syakira melangkah pergi menuju lift, sementara Angkasa masih berdiri di ambang pintu. Tatapan pria itu mengikuti punggung mungil Syakira yang menjauh. "Dasar anak gundik!" Angkasa menghela napas kesal. "Seperti dulu katanya? Dulu aku baik karena aku pikir dia adikku, tapi ternyata dia adalah anak gundik yang merebut Ayahku dan membuat Bundaku ... Bundaku bunuh diri." Angkasa masuk kembali ke apartemen dan dia memilih untuk berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaaan yang sudah menumpuk. Hingga konsentrasinya pecah saat mendengar bunyi ponsel bergetar di sisi meja. Sebuah pesan masuk dari Nico, teman akrab di SMA-nya dulu. "Bro, ini Syakira, adekmu kan? Udah gede ternyata. Gila, dia dan circle-nya tuh pada cantik dan seksi abis. Aura para mahasiswi tuh begitu menggoda iman, mereka bak buah manis yang siap dipanen dan dinikmati." Sebuah foto menyertai pesan itu. Terlihat Syakira duduk di sofa klub malam, mengenakan dress merah muda yang tadi Angkasa lihat. Wajahnya merah, mata setengah terbuka, tangannya menggenggam gelas minuman yang tinggal separuh. Di sebelahnya, dua gadis lain tertawa, tampak jauh lebih sadar daripada Syakira. Mata Angkasa tak berpaling dari layar. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya—rasa terkejut bercampur marah. "Jadi ini anak polos kebanggaan Ayah? Benar-benar buah tidak jauh jatuh dari pohonnya, mungkin dia sedang mencari sugar daddy dan ingin meneruskan pekerjaan ibunya terdahulu." Angkasa berdiri, masuk ke kamar dan berganti baju, lalu mengambil kunci mobil, dan menatap layar ponsel satu kali lagi. Foto Syakira masih terpampang di sana, hal itu membuat Angkasa terkekeh pelan. "Aku akan merekam kenakalanmu adik kecilku, pasti Papa dan Mamamu bangga." Dentuman musik bercampur dengan teriakan dan suara tawa ratusan manusia menyambut Angkasa yang baru saja masuk ke dalam klub malam, aroma alkohol dan asap rokok menyambar hidungnya. Dia tak peduli, yang dia lakukan adalah memasang mata tajam untuk mencari keberadaan Syakira, dan akhirnya dia bisa menemukannya. Syakira kini sedang duduk sendiri, tertawa sambil berbicara sendiri, entah apa yang dia lihat atau dengar. Wajahnya merah padam. Beberapa pria melirik, lalu salah satu pria yang bertubuh besar mendekati Syakira dari belakang, tangannya nyaris menyentuh bahu gadis itu, tapi sebelum sempat menyentuh, sebuah tangan lebih dulu mencengkram kerah bajunya. "Jangan sentuh dia!" Suara Angkasa terasa dingin seperti es dan pandangan mata yang terasa mengintimidasi. "Dia adikku." "Owh, sorry." Pria itu memilih mundur. "Abang?" Mata Syakira mengerjap beberapa kali. "Abang datang? Mau menjemputku pulang?" Angkasa hanya diam, dia membungkuk dan mengangkat tubuh Syakira. "Abang ...." Tangan Syakira melingkar di leher Angkasa dan langsung menyembunyikan wajahnya di d**a bidang pria itu. "Adek kangen sama Abang ... kangen banget." Angkasa masih diam, dia membawa Syakira keluar dari klub malam itu. Lalu memasukan gadis itu ke dalam mobil dan memakaikan sabuk pengaman di tubuhnya. Tapi, saat mobil berjalan tiba-tiba Syakira berkata, "Panas ... aku ... panas dan ... geli." Tubuhnya menggeliat dan tangannya memegangi lehernya. "Abang ... aku panas, tolong aku Abang!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Shifted Fate

read
645.7K
bc

Chosen, just to be Rejected

read
134.1K
bc

Corazón oscuro: Estefano

read
909.5K
bc

Holiday Hockey Tale: The Icebreaker's Impasse

read
138.6K
bc

The Biker's True Love: Lords Of Chaos

read
305.4K
bc

The Pack's Doctor

read
669.1K
bc

MARDİN ÇİÇEĞİ [+21]

read
781.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook