*Flashback On* "Dengar! Apapun yang aku katakan kamu harus menurutinya, kamu tahu itu, Nathan?" kata Amira dengan tajam. "Tapi kenapa, Ma? Siapa mereka?" Nathan menatap Amira dengan penuh tanya. "Tidak usah banyak omong! Yang penting kamu jangan bicara macam-macam, iyakan saja semua yang aku katakan nanti!" "Tapi aku nggak suka berbohong ...." "Diam!" bentak Amira geram, "kalau kamu bertingkah, nanti aku buang kamu di jalanan!" ancamnya. Nathan pun hanya mampu menangis mendengarnya. "Kenapa Mama tega seperti ini padaku?" isaknya sedih. "Kamu hanya menyusahkan aku saja, Nathan! Semua biaya hidup kamu itu dari mana coba? Jalan satu-satunya adalah kita harus menemukan orang yang akan mengakui kamu sebagai anaknya dan membiayai hidup kita!" "Tapi kenapa harus mereka, aku tahu jika Tua