Beberapa tahun berlalu dengan tenang. Keluarga Evan dan Zola melalui semuanya dengan bahagia. Nathan bersekolah dengan baik dan dia termasuk anak yang cerdas dan berprestasi. Sementara si kembar Ayden da Ayna mulai masuk sekolah Taman Kanak-kanak. "Aku berangkat dulu, Bunda!" pamit Nathan menyalami tangan Zola. "Iya, di mana Ayahmu?" tanya Zola yang sibuk menyiapkan si kembar untuk sekolah. Nathan celingukan mencari sosok Evan, dan dilhatnya ayah angkatnya itu baru saja turun dari lantai atas. "Itu Ayah baru turun," tunjuk Nathan. Zola menghela nafas, "Sayang, kamu cepetan dikit, nanti mereka terlambat masuk sekolah!" tegur Zola sembari memakaikan dasi Ayden. Evan hanya tersenyum tanpa beban lalu menyentuh kepala Nathan dengan lembut. "Kenapa bundamu marah-marah?" kekehnya, Nathan