Evan dan Zola memutuskan untuk mengadopsi Nathan secara hukum. Itu akan membuat mereka lebih leluasa mengatur apapun untuk anak itu, termasuk menyekolahkannya dengan benar. "Kamu belum pernah sekolah sebelumnya?" tanya Zola heran sendiri, kenapa Amira tidak mendaftarkan anaknya itu, bahkan PAUD saja belum. Nathan menggeleng, "Aku hanya mengaji saja kalau maghrib di rumah Pak Ustadz," jawabnya sembari memakan es krimnya dengan lahap. Sore itu mereka sedang bersantai di kursi halaman depan rumah. Zola menghela nafas lalu melirik pada Evan. Suaminya itu mengangkat alis, tindakan mereka untuk mengangkat Nathan sebagai anak sepertinya memang bagus. Entah bagaimana nasib anak itu jika saja Zola tidak menemukannya di jalanan. "Ya sudah, habiskan es krimnya setelah itu kamu pergi mandi, ya!"