Episode 4

1238 Kata
Kehangatan sebuah keluarga dan kebersamaan yang begitu terasa ketika semua keluarga Malik berkumpul, hanya minus Adam yang masih di luar kota. Semua sudah berkumpul termasuk Zacky, Zaskia dan juga tuan rumah Malik, yang menyempatkan pulang dari kantor hanya karena rengekan sang istri jika ia ingin makan siang bersama di rumah. "Sayang,, makan yang banyak." Ucap Mama Lucia sambil menambah lauk pauk ke dalam piringku. "Iya mah, nanti Bela tambah." Semua masakan yang disajikan di atas meja hasil karya Mama Lucia. Dia benar-benar pandai memasak. "Kak Bel, kok kelihatan pucet, kenapa? Sakit ya?" Tanya Zaskia, sontak membuatku langsung memegang kedua pipiku yang masih terasa sedikit panas. Semoga mereka tidak menyadari jika sebenarnya itu akibat mabuk semalam. "Kamu sakit sayang?" Mama terlihat cemas dan langsung mendekatiku, memegang pipi kemudian dahi secara bergantian. "Nggak, kok Mam. Bela baik-baik aja." "Atau jangan-jangan kamu lagi isi, Nak?" Lanjut Mama. "Benarkah?" Tambah Ayah, yang terlihat sangat penasaran namun dengan ekspresi berharap. "Nggak, mungkin aku cuman kecapean aja." Aku segera mengelak. "Jangan capek-capek dong sayang, nanti kalau kandungan kamu kenapa- kenapa gimana?" "Aku nggak ha_" belum sempat aku menuntaskan ucapanku, Mama terlebih dulu memotong nya. "Nanti kita ke dokter ya? Kita cek ke Dokter langganan keluarga." "Mmm aku udah periksa kok Mam, aku gak kenapa-kenapa." Aku mencoba meyakinkan mereka. Bisa jadi masalah baru jika aku sampai pergi ke Dokter kandungan. Bagaimana jika mereka tahu sampai saat ini aku dan Adam belum tidur bersama. "Yakin?" Ayah meyakinkan. "Iya Yah, kebetulan teman aku Dokter juga, jadi kemarin sempat berobat kesana." Aku tidak berbohong, Dewi temanku memang seorang Dokter. Meski bukan Dokter kandungan. "Kak Bela, gak pakai alat kontrasepsi kan? Ko udah dua bulan belum hamil?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Zaskia seketika membuat semua orang berhenti, memandangku dan Zaskia bergantian. "Baru juga dua bulan,mungkin belom aja kali Dek. Teman Kak Zacky bahkan ada yang sudah satu tahun menikah, tapi belum juga punya momongan. Padahal mereka tidak pernah menunda." Aku menghela pelan. Beruntung Zacky ikut berbicara, jika tidak, matilah aku. "Tapi kamu gak pake kan sayang?" Mama tampaknya masih ragu dan merasa jawaban Zacky tidak memuaskan rasa ingin tau nya. Dia kembali bertanya sambil menggenggam sebelah tanganku, seolah meyakinkan. "Nggak Mam. Mungkin belom aja, lagian mas Adam juga kan lagi sibuk, dia sering keluar kota aku sering ditinggal sendirian." "Syukurlah kalau gitu, Mama udah gak sabar pengen gendong cucu, iya kan Yah?" Ucapnya meski terlihat lega dan sedikit kecewa mengetahui jika menantu nya belum juga berbadan dua. "Iya Ayah juga. Rekan bisnis Ayah selalu menceritakan kelucuan cucu mereka setiap kali kita lunch bersama. Ayah iri dan ingin segera memilikinya juga. Semoga secepatnya ya?" Aku hanya tersenyum, Jujur saja pertanyaan seperti itu sudah pernah Mama Lucia bahas. Bahkan semenjak bulan pertama pernikahan, aku bukan wanita yang tidak mengerti maksud dari ucapan Mama, aku tahu mereka sangat menantikan kehadiran sosok malaikat kecil pelengkap keluarga, dan juga sebagai pewaris nama besar mereka. Aku pun tidak pernah menolak kehadiran anak di tengah-tengah keluarga kecilku. Bahkan aku berharap dengan kehadiran buah hati bisa membuat Adam berubah dan lebih menyayangiku. Hanya saja itu masih jadi kendala antara diriku dan Adam. Masih menjadi rahasia antara aku dan Adam, kalau sampai hari inipun Adam belum menyentuhku sedikitpun. Kecuali mencium kening. Sore hari menjadi ajang bagi para wanita keluarga Malik berada di dapur, sebenar nya hanya Mama Lucia yang terlihat antusias. Aku dan Zaskia hanya ikut-ikutan, bahkan sesekali Zaskia terlihat menguap menahan kantuk nya. Sedangkan para lelaki yaitu Ayah Adam dan Zacky tengah berada di ruang tv, sambil berbicara serius membahas masalah pekerjaan. Tak lama kemudian bell rumah berbunyi, "Ah.. itu pasti Sella datang." ucap Mama, ia segera berlalu menuju ke arah pintu. "Pacar nya Kak Zacky." balas Zaskia. Mungkin Zaskia mengerti dengan ekspresi wajah bingungku. Tak lama Mama kembali, kali ini ia menggandeng seorang perempuan tinggi semampai bak model, menghampiriku dan Zaskia. "Sayang, ini kenalin Sella, pacar nya Zacky." Aku mengulurkan tangan dan disambut hangat oleh Sella. "Isabella." "Sella" "Wah... Menantu mama sama-sama ada nama Ella nya ya?" seru Mama yang nampak begitu bahagia. "Kamu udah dateng sayang?" Tiba- tiba Zacky datang menghampiri, kemudian memeluk pinggang Sella dengan erat dan mengecup puncak kepala Sella. Terlihat sangat romantis dan serasi, seketika aku merasa iri dengan sikap Zacky yang terlihat hangat dan begitu perhatian kepada Sella. Berbeda dengan Adam yang terlalu apa adanya dan hanya memperlakukanku seperti itu jika di depan orang lain saja. "Kak Zacky emang romantis, gak tau tempat mataku yang suci ini ternodai." gerutu Zaskia, sambil pura-pura menutup kedua matanya dengan sendok. "Kamu belum punya pacar, Dek?" Tanyaku. "Belom, Kak Zacky belom kasih aku surat izin pacaran." Kali ini Zaskia benar-benar berekspresi kesal. "Kenapa?'" "Harus lulus SMA dulu katanya, padahal dia aja pacaran sama ka Sella dari mereka jaman SMA, curang kan?" "Udah lama banget dong ya?" "Iya... Semua Kakak aku tipe setia termasuk Mas Adam juga, jadi Kak Bella gak usah khawatir, meski sering ditinggal Mas Adam, percaya sama aku dia setia kok." Ucap Zaskia sungguh-sungguh. Namun sejujurnya aku meragukan ucapannya. Aku selalu berpikir Adam hanya menikahiku karena terpaksa atau mungkin sebenarnya dia memiliki wanita lain dan masih berhubungan di belakangku. Oh Tuhan, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa panas dan perih. "Minggu depan ada acara keluarga di Solo, jadi semua bisa ikut kan?" Ucap Ayah Malik memulai pembicaraan. "Aku bisa Yah." Jawab Zaskia. "Kamu gimana Zacky? Sella juga bisa ikut?" Tanya Ayah. "Sella bisa Yah, gak tau kalau Zacky." jawab Sella. "Aku juga bisa kok." Zacky menimpali, sambil menyesap teh hangat dari cangkir berwarna putih. "Nah.. gimana sama kamu sayang?" Kini giliran Mama bertanya padaku. "Kalau aku tergantung Mas adam aja Mah, kalau Mas Adam ikut, aku juga ikut." "Ihhh.. kalau Mas Adam gak bisa, kak Bella ikut aja, iya kan Mah?" Sela Zaskia. "Iya, ikut aja. Kalau Adam gak bisa kamu ikut Mama aja ya?" Sudah dua hari Adam pergi tapi tak sekalipun dia menghubungiku, hanya beberapa pesan singkat yang ia kirim, itupun hanya mengabari jika diri nya masih sibuk dan masih ada meeting tambahan dengan kolega bisnis nya. Rasa kantuk yang tak kunjung datang, akhirnya aku memutuskan untuk membuka jendela untuk sedikit menyegarkan pikiran. Mandang langit yang sayang nya tak ada sedikitpun bintang yang menghiasi, hanya ada langit gelap pekat. Sekilas aku mengingat bagaimana awal pertemuanku dengan Adam. Kita bertemu bukan karena alasan saling suka sama suka, kita bertemu karena dasar perjodohan. Tapi, dari awal bertemu Adam aku memang sudah mulai tertarik padanya, lagipula siapa yang tidak dengan sosok lelaki idaman seperti Adam. Mungkin hanya perempuan kurang normal saja yang tidak menyukai Adam. Dia tampan dan sangat sopan. Aku tersenyum jika ia mengingat bagaimana nasib mempertemukanku dengannya, hingga pada akhirnya kita menikah. Banyak dari teman-temanku yang berkata jika aku seperti tertimpa durian runtuh karena bisa menikah dengan Adam. Namun ternyata dari semua keberuntungan itu mereka tidak pernah tau jika setelah menikah, hubunganku dengan Adam tidak seromantis cerita dongeng anak-anak. Samar-samar dari atas balkon, dari tempatku berdiri, aku melihat ke bawah tepat di ujung pintu gerbang rumah. Aku melihat dua sejoli nampak sedang berjalan beriringan dan bergandeng tangan. Itu Zacky dan kekasih nya Sella, mereka nampak sangat bahagia dan juga serasi. Aku masih memperhatikan dua sejoli itu, hingga akh melihat Zacki dan Sella berciuman. Ya Tuhan! Aku memalingkan wajah, namun sayang sebelum aku memalingkan wajah, tiba-tiba tatapanku bertemu dengan dua manik coklat milik Zacky. Aku tidak bermaksud menguntit mereka sedikitpun, bagaimana nantinya aku bertemu dengan Zacky?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN