Admadireja menghela nafas dalam sambil menatap Ratih yang masih menangis sesegukan. Tiba-tiba dari dalam saku celananya terasa bergetar dari handphone yang ia simpan disana. Dengan cepat ia mengangkat telepon ketika melihat nama anaknya Kenny tertera di layar. Raut wajahnya langsung berubah muram dan tak lama ia menghentikan komunikasinya dengan Kenny. “Ada apa Om?” tanya Ino merasa cemas. “Ren sedang ada dirumah sakit, tangannya terluka. Kita terlambat, Arumi sudah pergi dan meninggalkan semua barangnya dan hal itu membuat Ren mengamuk sampai ia tak sengaja melukai dirinya sendiri. Om pergi dulu ya.” “Aku ikut Om,” ucap Ino cepat sambil mengajak istrinya untuk ikut bersamanya menjenguk Ren. Admadireja hanya mengangguk lalu berpamitan pada Ratih yang sudah lebih tenang dan hanya diam

