Ren berjalan perlahan menghampiri Arumi yang tampak terkejut melihatnya. Pandangan keduanya tampak berkaca-kaca. Air mata Arumi pun mengalir tanpa terasa menatap wajah suami yang selama ini hanya ia impikan selama dua tahun, tengah menyodorkan buket bunga mawar itu padanya. “Aku datang, Rumi. Aku menemukanmu.” Arumi menerima buket bunga itu perlahan tanpa mengalihkan pandangannya, tangannya perlahan terbuka seolah meminta untuk dipeluk oleh suaminya. Ren segera menarik Arumi ke dalam pelukannya dan menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Arumi dan menghapus air mata istrinya perlahan. “Maafkan aku terlalu lama menjemputmu … kamu masih menungguku bukan?” bisik Ren sembari menciumi bibir Arumi beberapa kali dengan lembut. Arumi hanya bisa mengangguk sambil terus menangis, tak san

