Arumi menatap ke arah jam yang menempel di dinding. Wajahnya terlihat tak sabar, entah mengapa hari itu seolah bergerak begitu lambat, sedangkan hatinya merasa tak sabar untuk menyambut kekasih hatinya datang, setelah dua minggu tak bertemu. Setelah pertemuannya kembali dengan Ren, kini Arumi harus berpisah sementara dengan suaminya karena urusan pekerjaan. Seharusnya ia bersyukur Ren begitu pengertian dan membebaskan dirinya untuk mengembangkan usahanya dengan mengalah ia akan bolak balik Jakarta Bandung demi Arumi. Hanya saja, Arumi merasa tak sabar menunggu walau ia tahu bahwa pekerjaan suaminya banyak menghabiskan waktu. Ia merasa bersyukur diberikan kesibukan dengan mengelola toko kecilnya sehingga ia tak terlalu kesepian. Tanpa terasa sudah dua bulan berlalu sejak pertemuan mereka

