Yang Hadir untuk bahagia dan Yang hilang untuk dikenang (part 2)

1049 Kata

Selesai membersihkan diri Ren melihat Arumi baru kembali sambil membawakan secangkir teh panas dan sepiring cemilan sore yang selalu tersedia di rumah Oma Yen. “Gimana kabar Mami, mas? Apa sudah ada perubahan?” tanya Arumi sambil meletakan piring dan cangkir itu di meja kecil. Ren hanya menghela nafas sesaat lalu menggelengkan kepalanya sambil mengambil sepotong pisang goreng dan menikmatinya. “Keadaannya masih sama, tetapi karena saat ini ia sakit jadi sepertinya Mami mencoba untuk mengendalikan dirinya sendiri. Hanya saja menurut dokter, kaki sebelah kanannya tak tertolong, harus diamputasi sampai batas mata kaki, sebelum lukanya semakin menjalar.” “Ya Allah, Mas!” “Mau bagaimana lagi, Rumi. Tak ada yang menyangka kalau Mami kena diabetes sudah separah itu. Sejak kakinya terluka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN