"Bagaimana saksi?" "Sah." Setelah mendengar ucapan itu, ekspresi wajah Billy yang semula tampak tegang dan kaku, seketika melunak. Urat di dahi dan sekitar leher pun perlahan mengendur. Sejak bangun dari tidurnya, Billy merasa gelisah, gugup, dan berdebar. Tidak ada senyum sedikit pun di wajahnya ketika sejak menuju lokasi pernikahan hingga memasuki aula pernikahan. Bahkan, gurauan Angga saja tidak mampu membuat Billy tersenyum dan menjadi rileks. "Silahkan tanda tangan." Setelah selesai menandatangani surat nikah, Billy dan Nindy bertukar cincin. "Kamu cantik banget." Billy mengatakan itu melalui gerakan mulutnya usai memasang cincin pernikahan ke jari manis Nindy, membuat sang istri jadi tersipu. Rona di wajah Nindy semakin terlihat ketika melihat tatapan penuh cinta dari Billy.

