Argan melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya itu. Ia semenjak tadi berdecak dan menggerutu pada Nino di dekatnya. "Kok dia belum datang juga?" tanya Argan sembari menatap Nino dan pintu masuk perpustakaan itu bergantian. Tepatnya memberi tatapan cemasnya karena sosok yang dimaksud tak kunjung datang. Tadi tepat setelah gerbang utama SMA BHAKTI itu dibuka lebar, kedua pemuda itu segera memasuki sekolah. Tak ingin menyia- nyiakan waktu barang sedetik pun. Nino ikut menatap jam tangannya. Pemuda itu selanjutnya segera memandang Argan. "Bel baru berdering tiga menit lalu, tungguin aja," balasnya sembari ikut berdecak. Seharusnya orang yang paling cemas saat ini adalah Nino. Ia kemarin sudah sesumbar pada Argan dan dengan percaya dirinya mengatakan bahwa Rani akan datang lagi