Rani masih mencoba menetralkan detak jantungnya yang mendadak bertalu sangat cepat itu. Ia menarik napasnya kemudian diembuskan napasnya itu ke luar dari mulutnya itu. Begitu yang ia lakukan seterusnya. Namun ketika detak jantungnya perlahan mulai tenang dan berdetak normal kembali, pemuda yang namanya belum ia tahu itu justru duduk di sampingnya. Pemuda itu duduk sembari membawa sebuah buku yang langsung ia buka dengan santainya, seperti tak merasakan apapun. Sangat berbeda dengan Rani yang justru tak dapat menetralkan detak jantungnya itu. Anehnya pemuda itu sangat santai, sedangkan Rani sangat gugup di dekatnya. “Kamu baca buku apa?” Pemuda itu kini malah bertanya dengan santainya. Ia menatap Rani dari samping, sembari masih tersenyum lebar. Tatapannya tertuju pada Rani yang masih me