7 Desember 2003. Hari masih pukul setengah lima, namun kediaman calon mempelai perempuan sudah riuh bak pasar pagi. Sibuk bersiap sebelum setengah jam mendatang mereka sudah harus bergerak ke tempat perhelatan acara sakral Nisa dan Ari. Ketidaksepahaman Nisa dan Ari berujung perpisahan di pertengahan tahun lalu. Nisa beranjak ke Seoul untuk menjalani sektifikasi khususnya, sementara Ari – yang sakit hati karena keputusan Nisa – terbang ke Baltimore untuk memulai studi masternya. Beberapa bulan berjalan, Profesor yang membimbing Ari menawarkan residency with advanced program di mana seorang dokter dapat mengikuti program residensi klinis sekaligus menjalani studi S2 dalam bidang yang relevan dengan spesialisasi mereka. Ari akhirnya mengkonsultasikan perihal ini pada sang ayah dan kakeknya