Desember 2003
Dirga bolak-balik mencengir pada petugas maskapai di konter check-in yang berdiri di sampingnya. Padahal baru pukul 9:45 AM waktu London sementara jadwal take-off adalah pukul 11:50 AM. Dirga mah pura-pura bego aja meski jantungnya kebat-kebit karena khawatir terlambat dan tiket mereka hangus otomatis.
“Sir?” tegur petugas tersebut lagi.
Dirga menoleh, tersenyum kaku pada perempuan berparas Timur Tengah itu.
“Maaf, tolong tunggu sebentar lagi. My brother just finished performing surgery on a patient, and the surgery took a bit longer than expected. Dia sudah turun dari kereta dan sedang berlari menuju ke sini,” jawab Dirga, memelas.
Begitu Dirga memalingkan wajahnya kembali, nampak Irgi yang sprint menuju ke arahnya.
“Itu dia,” gumam Dirga kemudian.
“I’m so sorry. Teri
