Liburan semester satu akhirnya di depan mata. Kerja keras April berbuah hasil. Meski belum menduduki peringkat pertama, mengingat cukup beratnya ia beradaptasi, mendapat peringkat kelima di kelasnya sungguh merupakan kebanggan tersendiri. Kalau Irgi, tak usah ditanya, sepertinya ia belum bosan menjadi si nomor wahid. Sebagai pacar yang baik, bagi Irgi, ga ada tuh ceritanya ngajak pacaran anak gadis orang tapi janjian di tempat tujuan. Memang sih lebih hemat ongkos, tapi kan … pokoknya, melanggar prinsip hidupnya Irgi. So, pulang terima rapor nanti, dengan pedenya, Irgi mau ngajak calon mertua makan nasi goreng di samping sekolah. Anggita gemas tiada tara sama putra sulungnya itu. Kok kayak orang tuanya ga punya duit sekedar ngajak makan ke tempat yang lebih layak. “Aduh Mama, sakit.” “