Tepat saat Irgi menutup pintu kopilot, pintu utama kediaman April terbuka dan Rasyid melangkah ke halaman muka. Irgi menyapa hangat, sedikit berbincang dan berterima kasih karena sudah mengijinkan April pergi dengannya. Berhubung malam semakin larut, Irgi tak memperlebar tema pembicaraan, memilih untuk segera pamit pulang. Sekitar setengah jam kemudian, Irgi sudah memarkir mobilnya di pinggir jalan utama wilayah kediamannya. Jika rumah Irgi berada di tepi jalan, maka kediaman Borne, Ian, dan Eric berada di bagian dalam yang jalannya tidak bisa dimasuki kendaraan roda empat. Irgi membangunkan Borne, menunggu hingga pemuda kecil itu membuka mata. “Sudah sampai, Ne. Yuk Abang antar pulang?” Borne malah geleng-geleng. “Nanti dicari Ibu.” Borne kembali menggeleng. “Mau tidur di kamar Dirg