"Kau seharusnya berterima kasih aku mau membagi simpanan energi kehidupan nan berharga dimana kudapat dari hasil mengumpulkan sedikit demi sedikit dalam waktu yang sangat lama!" dengus Barbatos. Masih bertahan dengan jari-jari berselimut kuku tajam, mencengkram erat wajah dari wujud mental Arthur. "Diam kau parasit sialan!" Nyatanya, tepat ketika Barbatos baru menutup mulut, bukan ucapan terimakasih, melainkan justru makian keras dilempar Arthur sebagai balasan. "Pada dasarnya, itu sejak awal kau bisa melakukan apapun, cuma karena memiliki Ranah Jiwaku sebagai tempat menumpang hidup!" lanjut Arthur. "Seandainya dulu tak sembarang menyentuh item k*****t disebut Hell Orb itu, aku tentu tak harus terjebak dengan kalian makhluk aneh dua parasit sialan!" "Jadi, berhenti mengucap kalimat se