Eps. 74 Menyesal

1302 Kata

Devan duduk di dalam mobilnya dengan napas terengah, dadanya naik-turun seperti baru saja berlari maraton. Keringat dingin membasahi pelipisnya, tangannya gemetar saat mengusap kasar wajahnya berulang kali. Tatapannya kosong, nanar, seolah dunia runtuh tepat di hadapannya. Kata-kata Arvin masih terngiang jelas di telinganya—Rhea tahu. Dia sudah lama tahu. “Apa yang harus kulakukan sekarang?” gumamnya lirih, nyaris tak bersuara. Tenggorokannya terasa kering. “Jadi…selama ini aku yang salah? Aku yang terlalu overthinking, menyalahkan dia, menuduh dia selingkuh dengan Arvin? Padahal perubahan sifatnya itu karena aku. Karena pernikahanku dengan Lyla.” Kalimat itu menyayat hati Devan. Tangan kirinya mengepal, lalu dengan brutal ia menghantam setir mobil. Dugh! Suaranya bergema di kabin. Ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN