Devan tersenyum kecil melihat wajah istrinya yang tampak begitu tulus menahannya. Tangannya menyapu lembut pipi Rhea, lalu menangkupnya penuh kasih. “Kalau begitu, biarlah kantor menunggu sebentar lagi. Kamu jauh lebih penting bagiku, Sayang,” ucapnya lirih. Rhea tersenyum lega, lalu menyandarkan kepalanya di da-da bidang Devan, menikmati detak jantung yang menenangkan. “Aku takut kehilanganmu lagi,” bisiknya, hampir tak terdengar. Devan merangkulnya erat. “Aku janji, aku tidak akan pergi lagi. Bahkan jika dunia memaksaku, aku tetap akan kembali padamu,” katanya penuh keyakinan. Mereka berdiam lama dalam pelukan itu, seolah mencoba menebus waktu yang hilang. Sesekali Devan menunduk mencium kening Rhea, sementara Rhea membalas dengan kecupan singkat di bibirnya. Kehangatan yang mereka ci
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


