Eps. 93 Mencari Makam

1336 Kata

Devan menundukkan pandangan setelah beberapa kali mengajak rambutnya hingga kacau dalam frustasi resah jemput-campur satu dalam kebingungan yang tiada ujung. Sebuah notifikasi pesan masuk menghentak lamunannya, pesan dari Lyla. [Dev, bayi kita meninggal. Aku sedih sekali. Baru beberapa bulan aku merawatnya tapi dia sudah pergi meninggalkanku. Bisakah kamu datang ke pemakamannya hari ini?] Devan duduk mematung dengan ponsel masih di tangannya. Dadanya terasa sesak. Pesan Lyla barusan bagaikan bara yang menghantam keras kepalanya. Bayi itu memang bukan darah dagingnya, tapi ada ikatan emosional yang sulit ia pahami. Devan masih ingat jelas bagaimana tubuh mungil itu pernah berada di gendongannya—ringkih, lemah, tapi sekaligus memberi rasa hangat yang aneh di hatinya. Tangannya yang gemeta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN