Mobil Devan melaju cukup cepat, seolah tak ingin membuang waktu. Rhea mengikutinya dari belakang dengan jarak yang aman, meski dalam hatinya berkecamuk rasa sakit yang tak terkira. Hanya dengan satu pesan singkat, dia langsung datang terburu-buru… tanpa pikir panjang. Begitu sigap, begitu rela. Bahkan seperti suami ideal—tapi bukan untuk istrinya sendiri. Napas Rhea terasa berat, matanya panas, dan dadanya sesak. Ia teringat bagaimana ketika dia meminta Devan menemaninya belanja keperluan rumah, pria itu selalu bilang sibuk, rapat ini itu, atau merasa lelah. Bahkan sekadar menemani membeli keperluan pribadinya pun kadang Rhea harus memaklumi banyak alasan. Tapi untuk Lyla? Hanya satu pesan, langsung datang. Bahkan mengantar dengan wajah tenang dan gerakan penuh perhatian. Rhea mengusap