Eps. 37 Kebohongan Nyata

1232 Kata

Rhea tetap menatap Devan dengan senyum manis yang penuh kepura-puraan, meski dalam dadanya rasa getir mulai menggulung seperti gelombang besar yang siap menelannya. Kakinya terasa lemas, hampir tak sanggup menopang tubuh, tetapi ia memaksa dirinya tetap berdiri tegap di hadapan pria yang telah ia cintai sepenuh hati namun kini terbukti mengkhianati kepercayaan itu. Napasnya pelan, matanya tajam, namun bibirnya tetap melengkung dalam senyum. Ia ingin melihat sejauh mana Devan berani berbohong, bahkan ketika tertangkap basah seperti ini. Dengan nada lembut, Rhea berkata, “Iya, aku baru ingat sabun di rumah habis, jadi kebetulan lewat swalayan ini, aku mampir sebentar. Kamu sendiri? Lagi apa di sini?” Pertanyaan itu terdengar biasa, tapi ada penekanan halus, seolah pisau yang disembunyika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN