Hari ini adalah hari yg paling dinantikan Bella, hari ini dia akan resmi menyandang status sebagai istri Stevan. Dia sudah berada di pintu gerbang Ballroom, menunggu pintu itu terbuka untuk memulai acara Wedding Vow.
Bella menunduk untuk memastikan bahwa dia tidak menginjak bagian bawah gaun indah yang ia kenakan. Mama dan ibu mertuanya benar-benar mewujudkan impiannya untuk mengenakan gaun bergaya Cinderella di hari pernikahannya.
Saat pintu gerbang terbuka, Bella semakin mengeratkan pegangan tangannya di lengan papanya. William pun mengelus tangan Bella bertujuan menenangkan putrinya tersebut.
William menyadari betapa gugupnya Bella saat ini. Tangannya terasa dingin dan gerakan kakinya sedikit lebih kaku.
Saat pintu gerbang terbuka perlahan, Bella melangkahkan kakinya untuk berjalan masuk dengan diiringi instrumen gabungan antara piano dan cello yang melantunkan lagu A Thousand Years, menambah suasana romantis dan dramatis.
Bella sempat menghentikan langkahnya saat dia melihat dekorasi gedung, mertua nya memang tidak bercanda saat dia mengatakan akan menjadikan pesta ini sebagai pesta paling mewah tahun ini.
Bagian atas ballroom dipenuhi dengan butiran Swarovski yang menjuntai tertimpa sorotan lampu yang berkilau, menjadikannya berkelap kelip seperti bintang. Bella pikir mamanya bohong saat mengatakan pesta pernikahan ini menghabiskan 65.000 Swarovski sebagai hiasan langit-langit nya.
Pesta ini sangat jauh lebih mewah dari yang Bella bayangkan. Mama dan mertuanya melarang keras saat Bella memaksa untuk melihat dekorasi gedung tadi malam. Mereka beralibi semua ini sebagai kejutan untuk hari pernikahan dan sebagai hadiah ulang tahun untuk Bella.
Bella berjalan menuju altar, dengan lampu sorot yang hanya mengarah padanya. Sedangkan di depan sana, Stevan sudah menunggu nya dengan tatapan mata yang membuat jantung Bella berdegup tak karuan.
Bella melihat banyak kamera yg menyorot ke arahnya, dan dia juga melihat para tamu undangan mengarahkan kamera ponsel mereka untuk mengabadikan momen ini.
Bella tak tau semenjak kapan dia sudah berada di depan Stevan. Pria itu mengulurkan tangannya untuk mengambil alih tangan Bella yg sedari tadi berpegangan erat di lengan papanya.
Stevan meremas tangan Bella pelan, berusaha menyalurkan rasa hangat pada tangan Bella yang menurutnya terlalu dingin. Dia mengerti Bella pasti sangat gugup saat ini.
Dan acara Wedding Vow pun dimulai.
"With this Wedding Vow, God declared both of you, Stevan Alexander and Bella Stephanie Davidson to be a pair of a man and a woman, a husband and a wife, to spend life together, to holding hands through the ups and down, happiness and sadness, smile and tears, healthy and sick. For yesterday, today, tomorrow, and forever. Amen. "
Mereka mengucapkan janji suci di depan sekitar 3.000 tamu undangan, di sela momen indah ini Bella sempat melihat ke arah para sahabatnya. Bella melihat tatapan terharu dan bahagia dari mata mereka. Bella tersenyum ke arah mereka, dia juga melihat Jordi mengacungkan kedua ibu jari nya.
Dan malam ini disaat Stevan selesai memasangkan cincin di jari manis Bella, Stevan pun mencium bibir Bella untuk pertama kalinya saat mereka disuruh untuk melakukan Wedding Kiss sebagai pertanda bahwa mereka sudah resmi sebagai pasangan suami istri.
Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perut Bella. This is her first kiss, ciuman pertama dengan cinta pertama yang sekarang telah resmi menjadi suami nya.
Setelah acara Wedding Vow selesai, Bella lagi-lagi dikejutkan dengan berbagai macam penampilan dan tarian yang menambah meriah acara malam ini. Kebahagiaan seperti tidak pernah habis menghampiri nya. Bella mengeratkan pegangan tangannya di tangan Stevan, mencoba memastikan bahwa ini bukan mimpi.
Stevan pun menoleh padanya dan menarik sedikit ujung bibirnya, membuat jantung Bella kembali berdegup dengan kencang.
***
"Bella, apa kamu tahu alasan mami dan papi menikahkan kamu dengan Stevan?"
Bella Menggeleng. Setelah semua rangkaian acara selesai, mereka - Bella, Stevan, dan kedua orang tua dari kedua belah pihak berkumpul di ruangan khusus yang disediakan oleh pihak hotel. Mereka mengadakan pertemuan ini untuk menjelaskan alasan di balik pernikahan ini.
"Mami sama papi, dan orang tua Stevan Ingin kalian untuk saling menjaga karena tiga hari lagi mami sama papi akan pindah ke New York dan orang tua Stevan juga akan kembali ke Korea untuk mengurus perusahaan yang ada disana."
"Benar Bella, maafkan ibu tidak mengatakan ini dari awal ... ibu hanya tidak bisa meninggalkan Stevan disini sendirian, maka dari itu ibu ingin Stevan memiliki pendamping yang akan menemani dan mendukungnya, dan ibu memilih kamu untuk mendampingi anak ibu."
"Ya Bu, Bella mengerti. Bella akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi pendamping yang layak untuk Stevan".
"Bagaimana denganmu Stevan? Mama harap kamu bisa menjaga Bella dengan baik."
"Iya ma, Stevan akan berusaha untuk menjaga Bella dengan baik".
Tidak yakin, Stevan tidak yakin dengan apa yang dia ucapkan karena seharian ini pikirannya seolah tak bersamanya, dia sibuk memikirkan gadis lain, gadis yang sangat dia cintai, gadis yang tujuh bulan lalu dia bawa ke hadapan ayah dan ibunya untuk meminta restu tapi niat baiknya tak disambut dengan baik oleh kedua orang tuanya, alasannya sederhana karena kekasihnya seorang yatim piatu yang tumbuh besar di sebuah panti asuhan, gadis malang itu bahkan tidak tau siapa nama ayah dan ibunya. Itu semua membuat ibunya menentang keras hubungan mereka karena ibu tidak ingin memiliki menantu yang tidak jelas asal usulnya.
Alasan Stevan menerima perjodohan ini juga hanya karena dia ingin orang tuanya tidak mencurigai bahwa dia masih menjalin hubungan dengan gadis itu, dia ingin melindungi kekasihnya dari hal buruk yang mungkin saja akan terjadi jika ibunya bersikeras untuk menyingkirkan gadis itu.
Stevan menyetujui pernikahan ini semata-mata untuk mempermudah jalannya menutupi hubungan cintanya yang rumit. Walaupun semua itu harus mengorbankan perasaan wanita lain, wanita yang kini tengah sangat berbahagia karena dia pikir dia akan menjalani kehidupan yang indah bersama pria yang dia cintai selama tiga tahun.
Bella tak pernah tau bahwa ia hanyalah dijadikan tameng oleh suaminya sendiri.
"Oh ya Stev, ayah harap secepatnya kami semua bisa mendengar kabar baik tentang pewaris Alexander selanjutnya."
Perkataan ayahnya sontak membuat Stevan membulatkan matanya. Bagaimana bisa ia melakukan itu sementara hatinya tidak tertuju pada Bella. Bukankah melakukan hubungan itu harus dilandasi rasa cinta dan juga suka.
Saat ini ... jangankan cinta, suka pun rasanya Stevan masih menolak. Rasa cintanya pada kekasihnya tidak akan mampu membuat Stevan dengan mudah membaginya. Pernikahan ini hanyalah semata-mata karena untuk melancarkan sebuah tujuan dan juga untuk melindungi kekasihnya. Bukan karena ia memang memiliki rasa pada wanita yang baru saja menyandang status sebagai istrinya.
Stevan merasa kalau dia bersikap baik pada Bella, orang tuanya pun tidak akan curiga. Kesempatan ini justru sangat dimanfaatkan oleh Stevan untuk mencapai tujuannya.
"Maafkan Aku, Bella. Aku tidak akan mungkin membagi cintaku ini padamu. Aku juga tidak akan mungkin bisa dengan mudah melakukan apa yang ayah bicarakan padamu. Ada hati yang harus aku jaga disana. Aku mencintai dia … tidak sama sekali mencintaimu," Ucap Stevan dalam hati.