4

1448 Kata
Beberapa hari sudah Darrell habiskan di rumah sakit untuk memulihkan kondisi tubuhnya pasca operasi. Sejauh ini kondisi Darrell sudah jauh lebih baik. Hanya tinggal pemulihan tangan kanannya yang patah harus memakan waktu yang lebih lama lagi. "Selamat pagi tuan Darrell," sapa Danny yang baru masuk ke ruang perawatan Darrell. "Pagi. Danny bagaimana perkembangan kantor sejak saya tidak berangkat?" tanya Darrell langsung. "Semuanya berjalan dengan baik jadi tuan Darrell tidak usah khawatir. Tuan Darrell harus lebih memikirkan tentang kesembuhannya. Biar saya yang mengurus semuanya," kata Danny mencoba menasehati Darrell. "Saya sudah jauh lebih baik jadi kamu tak usah khawatir. Saya mau kamu urus proses kepulangan saya. Dan besok pagi siap orang-orang untuk meeting," perintah Darrell. "Tapi tuan kondisi anda belum pulih total. Apa tidak lebih baik tuan istirahat lebih lama lagi agar kondisinya jauh lebih baik." Danny lagi-lagi mencoba memberi saran kepada Darrell. "Kamu siapkan saja merting buat besok. Dan kamu gak usah peduli dengan kondisi saya. Karena saya yang tahu bagaimana kondisi saya," pemerintah Darrell lagi. "Baik tuan saya akan urus semua proses kepulangan tuan. Dan saya akan siapkan meeting buat besok," jawab Danny patuh. Setelah mendengar perintah dari bosnya Danny pun segera menjalankan apa yang diperintahkan. Dan tinggallah Darrell seorang diri di kamar perawatannya. Sampai sebuah telepon membuyarkan lamunannya. "Halo Jul," sapa Darrell ketika tahu siapa yang menelponnya. "Hai kak gimana keadaan kakak saat ini?" tanya Julian langsung. "I'm good. Tinggal masa pemulihan saja. Hari ini aku juga sudah pulang," jawab Darrell santai. "Bagus kalau gitu. Kakak sebaiknya istirahat terlebih dahulu dan jangan memikirkan soal pekerjaan terlebih dahulu. Karena sepertinya sekretaris kakak yang bernama Danny bisa menghandel semuanya," kata Julian mencoba mengingatkan Darrell. "Thanks Jul but i'm Ok. Besok aku juga sudah kembali ke kantor. Karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Apalagi kita punya proyek bersama yang harus segera di laksanakan. Jadi aku tidak bisa lama-lama berada disini," kata Darrell santai. "Sepertinya sikap kakak sama seperti kak Calista. Sejak hubungan kalian berakhir kak Calista juga memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan. Bahkan kak Calista tak punya waktu untuk dirinya sendiri sebelum kemarin kak Calista memutuskan untuk pergi berlibur selama satu bulan atau mungkin lebih. Dan kakak harus tahu satu hal jika kak Calista masih menyimpan perasaan kepada kak Darrell. Bahkan ketika kakak kecelakaan kemarin ia sempat bertanya kepada Liliana sekretarisnya tentang keadaan kak Darrell. Bahkan sampai detik ini kak Calista tak pernah dekat dengan laki-laki manapun. Padahal di luar sana banyak laki-laki yang mencoba mendekati kak Calista. Tapi kak Calista selalu tak pernah menanggapinya dan tak pernah terpengaruh dengan rayuan laki-laki di luar sana. Jadi kalau kak Darrell benar-benar mencintai kak Calista sebaiknya kak Darrell segera mendapatkan hati kak Calista kembali karena ada satu laki-laki yang terus mencoba mengejar kak Calista," kata Julian mencoba menasehati Darrell. "Siapa laki-laki yang mencoba mengambil hati Calista?" tanya Darrell dengan nada tak suka. "Sebenarnya dulu ketika kecil ada satu laki-laki yang selalu kak Calista suka walaupun itu hanya sebatas rasa suka masa kecil tapi kalau mereka bertemu kembali bisa jadi rasa suka itu akan kembali tumbuh. Dan laki-laki itu bernama Adam Peterson. Dia pemilik dari perusahaan fashion bernama Peterson Company. Dan kebetulan juga kedua orang tua Adam adalah sahabat baik Daddy dan bunda. Jadi bisa dibilang kita dekat satu sama lain." Julian kembali menjelaskan. Wajah Darrell terlihat tak suka ketika Julian bercerita bahwa ada laki-laki yang mungkin saja akan mengambil hati Calista nantinya. Dan Darrell harus segera bergerak cepat untuk bisa memiliki Calista. "Ok Julian. Aku mengerti dan aku akan pastikan Calista akan menjadi milikku kembali. Dan tidak ada laki-laki lain yang bisa merebut Calista dari aku," kata Darrell penuh janji. "Bagus kalau gitu. Aku tahu kakak adalah laki-laki yang tepat untuk kak Calista. Walaupun diantara keluarga kita ada masalah di masa lalu tapi itu bukan salah kan Darrell. Itu semua dilakukan oleh papanya kak Darrell yang kak Darrell tak tahu tentang masalah itu. Kak Darrell harus mencoba menjelaskan lebih terperinci kepada kak Calista. Dan bisa lebih bersabar terhadap kak Calista. Kak Darrell tahu sendiri sejak usia remaja kak Calista sudah menanggung beban berat menjadi kepala keluarga di rumah. Bahkan kak Calista merelakan masa remajanya dengan banyak belajar agar bisa melanjutkan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh Daddy. Jadi wajar saja jika sikap kak Calista keras kepala dan ga mau kalah," kata Julian kembali mengingatkan. "Aku tau itu Julian. Dan aku yakin bisa kembali mendapatkan hati Calista." Darrell berucap seperti itu dengan penuh keyakinan. Tak berapa lama sambungan telepon dari Julian terputus dan Darrell kembali teringat dengan kata-kata yang Julian katakan. Ia tahu di luar sana banyak laki-laki yang mengincar Calista untuk dijadikan pasangan hidup. Siapa laki-laki yang tak menginginkan Calista. Selain Calista seorang wanita yang cantik, Calista juga pemilik dari perusahaan besar di negeri ini. Jadi tak heran banyak yang mengincar Calista. Tapi tadi ketika Julian mengatakan jika ada satu laki-laki yang pernah disukai Calista ketika dulu membuat Darrell khawatir. Ia pun berjanji pada dirinya akan segera memiliki Calista kembali. Setelah Danny menyelesaikan semua proses kepulangannya Darrell memilih untuk langsung pulang ke apartemen miliknya. Ia menolak ajakan sang kakek untuk tinggal di rumahnya karena jujur saja ia tak nyaman berada disana. Apalagi melihat mama dan kakak tirinya yang terus berusaha mencari celah kesalahannya. Lebih baik ia tinggal di apartemennya sendiri dan bebas melakukan apa yang ia inginkan. Lukanya juga tak terlalu parah hanya tangan kanannya saja yang masih di gips gara-gara patah. Selain itu semuanya baik-baik saja. "Apa tuan yakin di apartemen sendiri? Apa perlu saya temanin tuan disini agar ada orang yang bisa membantu tuan disini," kata Danny memberi saran. "I'm fine Danny. Saya masih bisa melakukan semuanya. Kamu cukup jemput saya besok untuk berangkat ke kantor karena saya belum bisa menyetir untuk berangkat ke kantor," jawab Darrell yang sudah duduk di sofanya. "Baik kalau itu kemauan tuan Darrell saya akan mematuhi keinginan tuan Darrell," jawab Danny patuh. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja Danny pun meninggalkan Darrell di apartemennya. Darrell pun memilih untuk merebahkan badannya di ranjangnya. Karena badannya memang belum sepenuhnya pulih membuat Darrell memilih mengistirahatkan badannya karena besok ia akan kembali bekerja. Sementara itu Calista benar-benar senang karena bisa berkeliling di Italia ditemani oleh Adam. Walaupun kemarin Adam sempat menyatakan perasaannya tapi Adam mengatakan jika Calista tak usah merasa canggung bila mereka pergi bersama. Dan Calista pun mengiyakan permintaan Adam. "Dam makasih ya udah menemani aku seharian keliling Italia. Bahkan kamu juga mentraktir aku makan juga," kata Calista berterima kasih. "Its ok. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih aku karena kemarin kamu bantu aku jadi model untuk catalog produk fashion perusahaan aku," kata Adam sambil tersenyum kearah Calista. "Santai aja Dam. Lagian aku juga bisa mendapatkan pengalaman baru sebagai seorang model ya walaupun gak cantik atau seksi kayak model lainnya." Calista merasa malu ketika berkata seperti itu. "Tapi kalau kamu mau berhenti jadi CEO bisa kok kamu jadi model di perusahan aku. Aku jamin kamu akan jadi supermodel terkenal karena kamu benar-benar terlihat sangat cantik. Orang-orang pasti akan merasa jatuh cinta ketika melihat foto kamu nanti,"puji Calista. "Hmmmm... Tawaran yang menarik," jawab Calista dengan wajah yang sok serius. "Hahahahaha....." Adam hanya bisa tertawa melihat wajah lucu yang Calista perlihatkan. Adam memang semakin terpesona dengan pesona yang Calista tunjukkan. Ia benar-benar wanita yang apa adanya. "Calista besok kamu jadi ikut ke Inggris kan?" tanya Adam sambil berjalan menuju hotel Calista. "Jadi kok. Soalnya kemarin Aunty Nayla udah nelpon aku dan minta aku datang ke rumah jadi aku gak enak kalau gak kesana," jawab Calista santai. "Ok kalau gitu besok aku beliin kamu tiket sekalian kita berangkat ke Inggris sama-sama. Dan kamu tunggu aku jemput aja biar kita bisa berangkat sama-sama," kata Adam sambil melihat ponselnya. "Ok siap boss Adam," jawab Calista patuh. Adam pun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya karena heran dengan sikap polos Calista. Setelah itu Adam dan Calista pun mengobrol sampai akhirnya mereka harus berpisah karena Calista harus kembali ke kamar hotelnya. Karena ia harus packing untuk keberangkatan dirinya ke Inggris. "Ahhhh segarnya," kata Calista yang baru saja selesai mandi. Setelah selesai packing Calista pun langsung mandi dan sekarang ia pun duduk di ranjangnya sambil menonton acara televisi. Ketika sedang sibuk mengeringkan rambutnya tiba-tiba ada telepon masuk. Dan ketika Calista mengambil ponselnya dan melihat siapa nama yang menelponnya ia kaget. Ternyata yang menelpon dirinya adalah Darrell. Calista bingung apakah ia harus mengangkat teleponnya atau tidak? Kira-kira Calista akan mengangkat teleponnya atau gak ya? Terus apa yang akan Darrell lakukan untuk memiliki Calista lagi? Dan apa yang akan Adam lakukan untuk menarik perhatian Calista? See you next chapter... Kasih love ya biar bisa update setiap hari... Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN