"Melamun?" Jihan tersentak saat merasakan seseorang memegang tangannya, karena terkejut dia segera menarik tangannya dengan gerakan defensif. Ruri menyetir di sampingnya terlihat khawatir mendapati Jihan diam saja. "Jihan.. you, okay?" Jihan menarik napas panjang, "Hm... memangnya aku kenapa?" tetapi hatinya sendiri tak yakin. Diam Jihan karena memikirkan kebersamaan dengan Ruri hari ini. "Teringat seseorang mungkin..." Ruri mengedikan bahu. Jihan menggeleng lemah. Dia sendiri sekarang tanpa kekasih, tentu dia tidak bicara begitu ke Ruri. "My parents, family and home." Tidak berbohong, Jihan memang sedang memikirkan itu juga. "Kamu merindukan mereka?" "Ya, sangat rindu pada mereka. Sepertinya sudah lama sekali nggak pulang, berada di rumah Ka Rosa hari ini, masakan, suas