"Sayang, kok melamun?" Jihan tersadar dari lamunan saat sepasang tangan melingkar di perut dengan dagu bertumpu dikepalanya. Dia sudah bersama Ruri hari ini, menghampiri Ruri di Villa keluarga. Jihan sedang mempertimbangkan hati untuk ajak Ruri bicara tentang permintaan Mama dan Papah yang ingin bertemu lebih cepat. Entah apa yang membuatnya masih belum bicara ke Ruri? Seperti ada yang menahan, datangnya bukan karena tidak yakin dengan Ruri tapi lebih sedang mencari keyakinan di hati. “Aku kangen kamu banget lho, meski baru di tinggal beberapa hari” kata Ruri jujur. Jihan mengulum senyum, tipis. “Makanya kamu datang lebih awal?” “Iya” Ruri mengangguk, Jihan memiringkan kepala, merasakan kecupan lelaki itu di bahu. “Orang tuamu bagaimana kabarnya? Pasti senang bisa pulang ke rumah.