"Jadi lo benar-benar akan pergi bareng Pak Ruri?" Jihan mendongak, memaksa senyum ke arah Maya yang menatapnya dengan jahil. "Ya, mau bagaimana lagi? Kalau pun gue pergi bareng Pak Ruri, nggak usah pikir aneh-aneh deh! Buang itu isi pikiran lo" sahut Jihan. She really means it. Baginya, ini hanya perjalanan pekerjaan biasa. Tidak akan ada yang terjadi diantara mereka. Jihan akan membuktikan pandangan Maya tentang Ruri yang sepertinya tertarik padanya, jelas salah. Maya mengangkat bahu, "sayangku, siapa juga yang pikir aneh-aneh!" Balasnya menyangkal. Jihan mengibaskan tangan "nggak mengaku segala, tapi mata lo berkata lain ya?!" Maya menyengir lebar tebakan Jihan benar, "you'll never know dear..." Jihan mengangkat bahu acuh. "Eh lo bukannya mengajukan cuti?" Lanjut M