POV Luna Setelah Papa pulang, aku menyidangnya di ruang tv. " Aku nggak ngadu Lun, sumpah ! " ucapnya sambil mengangkat dua jarinya. Ku lempar pandangan menolak tatapannya, tanganku bersidekap di d**a. Emang kebiasaan selalu melibatkan papa kalau kami lagi marahan. Tapi dari wajahnya, sepertinya dia tidak berdusta. " Trus kenapa papa bisa tau, aku nggak pulang seminggu kalau bukan kamu yang ngadu " omelku. Dia mendekat, tapi aku berusaha menjauh. " Salah kamu sendiri kamu matiin hp. Aku cuma bilang kalau kamu sedang ada tugas luar kota " dia menatapku polos, mau tak mau aku bersimpati juga pada wajah yang mengharapkan rasa ibaku, sudah cukup marahannya, begitu ku artikan dua bola mata yang menatapku. Ku jatuhkan tubuh di sofa sambil menghidupkan tv. Ku tepuk sisi di sebelahku.