15

1292 Kata

Ebas bangkit dari kursinya, membawa cangkir yang kini sudah kosong. Ia melangkah perlahan ke arah dapur, tapi sebelum benar-benar pergi, ia berhenti sejenak dan menoleh ke arah Nala. Wanita itu masih duduk dengan pandangan menerawang, tangan yang memegang cangkirnya tampak gemetar halus, seolah tengah menahan sesuatu yang berat di dalam dirinya. "Nala," panggil Ebas dengan suara rendah. Nala menoleh, tatapannya sedikit terkejut karena mengira Ebas sudah pergi. "Ya?" jawabnya pelan. Ebas terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Jika kamu butuh waktu untuk berpikir, ambillah sebanyak yang kamu perlu. Dan jika kamu sudah siap bercerita padaku... aku akan mendengarnya." "Cepatlah masuk kedalam angin malam tak baik untukmu" Ucapan itu sederhana, namun ada ketulusan mendalam yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN