Malam itu terasa begitu sunyi. Langit di atas mansion Indrayan dihiasi bintang-bintang yang bersinar redup, menemani suasana malam yang sepi. Di pinggir kolam renang, Nala duduk sendirian di atas kursi panjang, tubuhnya terselimut gaun lengan panjang berwarna hitam. Angin malam berembus lembut, namun pikiran di kepalanya terasa begitu berat, lebih berat dari udara dingin yang menyentuh kulitnya. Nala menatap langit kosong dengan mata yang tampak letih. "Ya Allah, apa semua ini adalah pilihan yang tepat?" gumamnya pelan, suaranya seperti bisikan yang hampir tenggelam oleh angin malam. Bayangan tentang kedua orang tuanya berkelebat di pikirannya. Mereka yang ia tinggalkan tanpa penjelasan saat ia memutuskan melarikan diri dari neraka rumah tangga yang ia jalani selama ini. Hatinya diliputi

