"ELANG!!!" Cala berteriak sambil menatap sahabatnya dengan gemas. Elang hanya bisa menyengir. "Maaf... aku nggak sengaja." Zio menghela napas panjang, sementara Cala melemparkan satu gelas plastik ke arah Elang dengan ekspresi pura-pura kesal. "Kita kalah deh gara-gara kamu!" Cala mencibir, tapi wajahnya tetap ceria. Di pinggir lapangan, Ebas dan Nala hanya bisa menggeleng-geleng kepala melihat kelucuan anak-anak itu. "Ya ampun, lihat tuh ekspresi Cala," Nala terkikik pelan. Ebas ikut tertawa, meskipun dalam hati sedikit lega karena Zio dan Elang gagal membuat putrinya terkesan. Tiba-tiba, Cala berlari ke arah mereka dengan penuh semangat, melupakan kekalahannya seketika. "Mami, Papi! Aku hampir menang tadi! Tapi Elang menjatuhkan menaranya!" katanya dengan ekspresi penuh drama. E

