66

1003 Kata

Jantung Dika berdebar tak karuan saat Friska memanggilnya untuk mendekati arah meja rias yang sama sekali tak tersentuh oleh Dika. Friska sudah memegang dua benda yang menurutnya aneh. "Ini apa, Fris?" tanya Dika bingung. "Ini alat tespek kehamilan. Kmau buka saja. Ini surat kan? Kamu baca saja dulu. Siapa tahu ada petunjuk." Friska menyarankan. Dika mengangguk pelan dan berjalan emnuju tempat tidur. Bokongnya ia dudukan dikasur empuk itu. Friska masih mengikuti Dika karen ia juga merasa penasaran. "Bis atinggalkan aku snediri, Fris," ucap Dika dengan nada memohon. "Bisa Diika. Aku akan pergi dari kamarmu. Kalau ada sesuatu, jangan sungkan panggil aku. Aku akan membantumu, Dik," jelas Friska pada Dika. "Iya, Friska. Terima kasih," jawab Dika lirih. Friska segera pergi dari hadapan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN