Lampu kamar sudah menyala dengan terang tepat disaat permainan panas mereka selesai. Tubuh mereka langsung tersapu dingin AC yang menyala dan mengeluarkan hawa dingin yang sejuk ke seluruh ruangan kamar itu. Dika masih memeluk tubuh Rain dengan erat. Tubuh mereka dibiarkan polos tanpa tertutupi slemut karena gerah. Keringat mereka berdua begitu banyak keluar dan mmebuat lengket tubuh keduanya. Kasur yang mereka tempati juga terasa panas dengan sprei yang basah karena keringat dan smeburan lava yang keluar berkali -kali baik yang dimiliki Rain maupun Dika. Rain memejamkan kedua matanya dan masih mengatur napasnya yang tersisa sedikit saja hinga tarikan napasnya begitu sangat pendek. Dika menatap raut wajah yang teduh dan selalu membuat Dika merasa nyaman. Memang sejak dulu seperti ini.