Dengan senyum melebar tanpa rasa bersalah sedikit pun. Mona masuk ke dalam ruangan itu sambil meletakkan tas bekal untuk Dika. Dika yang masih fokus dengan laptopnya hanya mengangkat wajah sekilas lalu kembali menekan enter untuk mengeluarkan kertas print yang ada disampingnya. Dika mengambil beberapa lembar kertas yang baru saja tercetak dan merapikannya diatas meja. "Pak Dika manggil Mona?" tanya Mona dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi. "Menurutmu saya manggil atau gimana?" Tatapan Dika semakin tajam melihat Mona yang berdiri di depannya tanpa dosa sedikit pun. "Ma -manggil Pak. Tadi, Kan Bapak telepon saya untuk masuk ke ruangan ini," jawab Mona ragu dengan kepala sedikit menunduk. Raut wajah Dika yang begitu serius dan sikap Dika yang dingin membuat Mona yakin, kalau Dika