Sesampainya di rumah megah itu, Assisten Win memberitahu jika Andini pergi mendadak bersama Dave, Dave mengajak Andini untuk melakukan terapi kesembuhannya ke Negara Singapura. Saat Naira mengetahui kabar tersebut, ia bergegas masuk kedalam kamar dan berniat untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Namun ekspetasi Naira tidaklah sesuai keinginannya, ia berangan-angan untuk mandi lalu merebahkan dirinya di atas kasur empuk sebelum Davis pulang dan Naira berpikir pastinya Davis akan kembali mengerjai dirinya. Dan saat Naira membuka pintu kamarnya, Naira disuguhkan oleh tubuh Davis yang duduk dan menatap nakal kearahnya.
"Selamat siang sayang ku, Istri ku, Jiwaku! " Davis beranjak dari posisi duduk nya, Davis berjalan menghampiri Naira.
"Aku merasa tidak enak badan, jadi tadi aku pulang dari kantor. Aku pengen di pijitin sama istri ku, mau kan?" Tanya Davis sembari menggigit setengah bibir miliknya, tubuh Naira bergetar karena merasa takut dengan sikap Davis.
"B.. boleh Kak Davis,"
"Panggil suami ku dong!! " Protes Davis.
"Iya Suamiku... " Mata Naira tetap menunjukkan rasa takut, Davis membuka kaos nya. Terlihat sekali tubuh atletis miliknya, Naira membuka sepatunya dan menyimpan tas sekolah di tempat yang sudah di siapkan. Naira meminta ijin untuk ke kamar mandi sejenak, Davis pun mengijinkannya.
Setelah Naira keluar dari dalam kamar mandi, terlihat Davis sudah dalam posisi tengkurap. Davis kembali berucap manja kepada Naira, "Istriku cepat, aku ingin merasakan pijatan mu pada punggung ku" Naira duduk di samping Davis dan mulai memijat punggung suaminya itu, tangan Davis mulai nakal. Naira merasa tidak nyaman saat mendapat perlakuan suaminya itu, "Kamu udah makan? " Tanya Davis.
"Belum Kak, "
"Kak Lagi? " Tanya Davis sembari menoleh kearah Naira.
"Mmmpph, belum suamiku.. " Jawab nya kembali.
"Ya udah, mau makan apa? " Naira merasa aneh dengan sikap suaminya itu, dia terus menerus memijat punggung suaminya. Davis membalikan setengah badannya, "kenapa tidak menjawab?, "
"A.. Aku sedang fokus memijat." Ucap Naira tanpa menatap wajah Davis, "maaf jika membuat mu tersinggung"
"Naik, " Titah Davis.
"Kemana? " Tanya Naira polos.
"Kesini!!," Jawab Davis singkat,
Naira mengikuti perintah Davis, ia pun berbaring di samping Davis. Davis memeluk Naira dan mencium punggung Naira, "Gak usah mikir aneh ya Nai, gw kaya gini cuma lagi manfaatin situasi dan kondisi yang di berikan Bokap nyokap buat gw!!, " Naira hanya mengangguk pelan, ia takut jika Davis melakukan hal yang berlebihan untuk nya.
"Sayang banget kan kalau misal gak gw manfaatin, Hahaha" Teriaknya dengan tertawa yang keras.
"Oh Iya, nanti kita ke Amerika, di sana kita bebas melakukan banyak hal!! " Ujar nya, "Dan nanti di sana kamu harus bersikap layaknya seorang istri, jangan malu-maluin gw" Ucap Davis kembali, Naira tak mampu menjawab, hanya sebuah anggukan yang dapat ia berikan. Hatinya merasa sakit, ia benar-benar merasakan luka saat mendengar kalimat yang diberikan oleh suaminya.
"Satu lagi Aku pingin setiap kamu di rumah, apalagi kalau ada aku disini. Bibir kamu pakai Lipbalm merah, intinya dandan yang rapih" Tuntut Davis yang tetap sama di balas anggukan saja oleh Naira, "Seneng banget punya piaraan kaya kamu!! " Ceplos Davis.
Davis meninggalkan Naira sendiri di dalam. Kamar, sebelumnya Davis menatap Naira lekat namun saat Naira membalas tatapan Davis, Davis berpura-pura mengalihkan pandangannya.
Kini Davis sedang berada di minibar yang berada di dalam rumahnya, Davis membayangkan wajah polos Naira. Ia tertawa kecil mengingat wajah polos Naira, ia menggelengkan kepalanya kecil.
"Gadis bodoh!! " Celetuk Davis di iringi senyum nakalnya, "Aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadamu, kau hanyalah mainan ku saja" Umpatnya pada diri Naira.
Davis menuangkan minuman beralkohol berjenis Wine, sebotol Wine asal perancis itu menemani waktu kesendiriannya, tak hanya itu Davis juga memutarkan musik klasik yang membuat suasana semakin nyaman untuknya.
Ia mengusap layar pada ponsel pribadinya, ia melihat satu postingan mengenai Cathrine yang terlihat bahagia bersama keluarga kecilnya. Davis merasa cemburu dengan postingan tersebut, Davis yang kini sudah dalam keadaan setengah mabuk merasa kesal dan memilih untuk menemui Naira yang sedang berada di dalam kamar.
Sebelum ia pergi untuk menemui Naira, Ia kembali meminum sisa-sisa Wine dan menghabiskan nya satu tegukan.
Davis berhenti karena merasa pusing, "Nai... " Panggil Davis, Naira merasa terkejut melihat keadaan suaminya.
Brukkk.... Tubuhnya Ambruk tepat dihadapan Naira, ia terlihat cukup lemas. Naira segera membopong Davis, dan Ia merasa kewalahan saat membopong tubuh suaminya itu.
"Mmmmmppppp.. Mm" Dengan sekuat tenaga Naira menarik tubuh Davis, Davis masih dalam keadaan setengah sadar. Ia melihat bagaimana perjuangan Istrinya itu, bagi Naira tubuh Davis sangatlah berat, ia terperosok di atas d**a bidang suaminya.
"Kau milik ku Cath!!, aku mencintaimu" Racau Davis terdengar sangat prihatin oleh Naira, "Aku sudah bilang kepada mu, kau akan menjadi ratu dan Nyonya di rumah ini. Tapi kau malah mengkhianati ku, kamu perempuan tidak tahu diri, kau memang perempuan jalang Cath!!, Kau menjual harga diri mu kepada jose! Jose sahabatku! " Davis terus menerus meracau hebat, ucapannya penuh dengan penekanan.
Uwek... uwek... Suara itu bersumber dari bibir Davis, Davis ingin memuntahkan sesuatu dari dalam bibirnya. Naira dengan cekatan segera berlari untuk membawa ember kecil, dan benar ternyata Davis muntah dan sempat mengenai kemeja yang dipakai olehnya.
"Ya Tuhan, menjijikan sekali." Keluh Naira, Naira ingin sekali marah. Namun, bagaimana mungkin iya dapat melakukannya.
Naira membuka satu persatu kancing kemeja Davis, Davis terbangun dan melihat Naira sedang melepaskan kancing pakaiannya.
"Kau mau apa gadis bodoh?, Kau mau bermain dengan ku? " Tanya Davis.
Naira menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, baju mu basah Kak. Aku hanya ingin menggantinya, " Davis seolah tak percaya, Ia mengangkat tubuh Naira. Ia menciumi leher Naira, Naira tak dapat berkutik dan tak dapat menolak keinginan Davis. Tangan Naira seakan terkunci, Davis menggesekkan tubuhnya di atas tubuh Naira.
Desahan demi desahan terdengar apik ditelinga Davis, ia menghentikan aktifitas sejenak. Ia menatap wajah Naira, "Cih, kau sudah merasa enak?" Decih nya membuat wajah Naira memerah, Naira memejamkan matanya, ia tak mampu menatap wajah Davis.
Sorot mata Davis penuh dengan gairah saat menatap wajah istrinya itu, Davis membuka kemeja yang dipakai oleh Naira.
"Baiklah, jika seperti itu. Kau akan menjadi partner ku yang baik, karena yang ingin melakukan ini dengan ku tidak sembarang wanita! " Tutur Davis, Davis berbicara sembari membuka celana pendek Naira. Sungguh pemandangan yang indah, yang belum pernah Davis lihat sebelumnya. Karena semalam Davis melakukan hal itu tanpa membuka pakaian bawah Naira.
Davis kembali mendaratkan ciuman di atas bibir mungil Naira, dan terdengar desahan kecil dari bibir Naira membuat Davis semakin b*******h.
Davis mengangkat tubuhnya dan memangku Naira yang kini hanya memakai bra dan celana dalam saja, Davis kembali memainkan tumpukan gunung milik istrinya. Rasa kenyal itu membuat Davis semakin b*******h hebat.
Naira seakan menikmati permainan suaminya, walaupun batinnya masih saja merasa takut. Namun, Naira yakin Davis masih memiliki hati untuk tidak membuat Naira merasa sakit.
Naira menahan nafasnya saat tubuhnya benar-benar menegang, hembusan hangat kembali menerpa leher jenjangnya. Davis seakan tak mau memberi jarak pada tubuhnya itu, ia semakin menekan tubuh Naira agar tetap nyaman di dalam pelukan Davis.
Dengan senyuman iblis nya, Davis mengecup kembali leher putih Naira dan meninggalkan jejak di sana. Sesekali lidah nya menyapu habis telinga gadis itu, sungguh Davis merasa puas karena sudah bermain dengan Naira walaupun Davis belum merasakan sempitnya lubang kenikmatan Naira. Namun ia cukup merasa puas dengan permainan Naira, Naira yang merupakan gadis polos baginya itu berhasil membuat Davis nyaman.
Naira yang merasa lelah seketika itu bersandar di atas d**a bidang suaminya, "Maaf, Nai lemes Kak" Ucapnya polos.
"Gak apa-apa, udah cukup kok! " Ujar Davis. Baginya hanya melakukan having s*x saja sudah cukup, karena Davis takut jika ia memasukan lava panas di dalam tubuh Naira akan menyebabkan Naira hamil dan sekolah Naira akan menjadi taruhannya, apalagi Dave sudah meminta Davis untuk menahan hasrat seperti itu.
Naira berlalu meninggalkan Davis kedalam kamar mandi, di dalam kamar mandi ia baru menyadari jika sudah melakukan hal nakal bersama suaminya itu. Ia pun mengingat perkataan Davis sebelumnya yang memanggil nama Cath, Naira memikirkan celotehan-celotehan Davis.
"Aku akan membuatnya sembuh dari Luka itu!, aku tahu dan mengerti ternyata kau mengalami luka karena percintaan!! " Ucap Naira dalam hati.