🎤: Kodaline Aku merasa cukup. Cukup dicintai, cukup dihargai, cukup berarti—tanpa harus membuktikan apa pun ke siapa pun. *** Aku baru saja merapikan tali sling bag-ku ketika Mas Ay menggenggam tanganku. Paper bag berisi pakaian tempur kami tergantung di tangan kirinya. Namun, langkahnya tak berlanjut, justru berhenti, dan menahanku. Keningku sontak mengerut. “Ada yang ketinggalan, Mas? Jadi kepingin yang shocking pink?” godaku seraya melirik ke rak boxer pria di ujung ruangan. Ia tergelak singkat. “Bukan, Dek.” “Terus?” Bibirnya mengatup rapat, lalu helaan napasnya terdengar resah. “Tapi janji dulu. Jangan marah.” “Mas bikin dosa apa?” balasku. Seingatku kami baik-baik saja dari tadi. “Janji dulu,” pintanya lagi. “Ngga mau!” tegasku. Ada rasa panas yang perlahan terbit di dad4.