š¤: Linkin Park
Saat dunia berteriak, seringkali yang kita perlu hanyalah satu tempat sunyi, satu orang yang mendengarkan, dan satu alasan untuk tetap pulang.
***
Kami melangkah pelan saat menaiki tangga menuju lantai tiga rumah sakit. Rumah Sakit penuh, antrian lift di lantai dasar cukup ramai. Lorong akses darurat di sayap barat ini sepi, suhu ruang pun terasa hangat karena tak satu unit AC pun terpasang di sini. Di tengah anak tangga, Nara mendadak berhenti. Aku menatapnya, turut berhenti.
āMasā¦ā bisiknya seraya mendelik ke arah tertentu.
Aku mengangkat wajah, mengikuti arah pandangnya.
Di lantai atas, tepat di depan jendela kaca besar dengan pemandangan taman belakang rumah sakit, Ayah berdiri. Satu tangannya menggenggam ponsel di telinga, sementara tangan lainnya mengepal di sisi
