🎤: Fabio Asher Aku hanya ingin pulang, memeluknya, dan hidup bahagia dengannya—selamanya. *** “Assalammu’alaikum,” ucapku seraya melangkah masuk ke VIP room sebuah restoran di pusat perbelanjaan, tak jauh dari kantorku. “Wa’alaikumsalam,” sahut mereka serempak. Aku terkekeh. Ternyata, makan siang ini bukan hanya bersama Algar, Bang Ian, dan Bang Dika—tapi juga dihadiri Om Elgar dan asistennya, Bang Bilal. Ruang VIP yang luas dan tertutup ini terasa nyaman, kontras dengan keramaian serta hawa gerah di luar sana. “Sini, bro,” ujar Algar sambil menepuk kursi di sampingnya setelah aku selesai menyalami keempat senior. “Vaila ngga ikut?” tanyaku sambil duduk. “Ngga. Lagi sibuk ngurusin acara tahun baru kliennya.” “I see.” Seorang staf restoran meletakkan buku menu besar di hadapanku.