Tangguh kembali membuka mata saat mengingat jeritan kencang sang mama saat kakak dari sang mama mengancam seperti itu. Dari sejak semalam, Tangguh tidak bisa tidur, dan memutuskan diam-diam datang ke Jakarta, tempat di mana perusahaan pusat almarhum papanya berada. Ia datang ke sini agar pamannya tidak dituntut sehingga rahasia mamanya sebagai istri simpanan tidak mencuat ke permukaan. Tangguh sebenarnya tidak takut jika kena hujat, tapi mamanya... mamanya tidak boleh merasakan hal itu. Mamanya sangat berarti bagi Tangguh. Mereka hanya memiliki satu sama lain bahkan sebelum papanya pergi untuk selamanya. Tangguh kembali menatap Raja yang masih menatapnya dalam. “Om… saya mohon, Om, tolong cabut tuntutan buat Paman saya.” “Saya mau tanya dulu, berapa usia kamu?” “Apakah perlu?” “Saya

